Nasehat seputar Terjadinya Musibah Gempa

September 9, 2009 - 5:57 am Comments Off

Penulis: Asy Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdillah bin Baaz rahimahullah

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam tetap terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau. Amma ba’du:

Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui dengan semua perkara yang telah Allah tetapkan dan takdirkan. Sebagaimana pula Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui dengan semua apa-apa yang telah Allah syariatkan kepada para hamba-Nya dan apa-apa yang telah Allah perintahkan kepada mereka.

Dan Allah menciptakan segala sesuatu yang Allah kehendaki dari tanda-tanda kekuasaannya. Allah takdirkan terjadinya gempa bumi dan bencana yang lainnya dalam rangka untuk menakuti hamba-hamba- Nya, memperingatkan mereka atas apa-apa yang telah Allah wajibkan kepada mereka dari hak-hak Allah (yang kebanyakan mereka tidak menunaikannya) , memperingatkan mereka dari perbuatan syirik kepada Allah (yang banyak mereka lakukan) dan juga sebagai peringatan dari perbuatan menyelisihi perintahnya.

Demikian pula Allah takdirkan terjadinya gempa bumi dan berbagai macam musibah yang lainnya dalam rangka memperingatkan hamba-hamba- Nya karena mereka terus menerus menjalankan hal-hal yang dilarang Allah.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا

“Dan tidaklah kami mengirimkan tanda-tanda itu kecuali dalam rangka untuk menakuti” (Al-Isra: 59)

Dan firman Allah:

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami dari segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri. Sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an adalah benar. Dan apakah Rabb mu tidak cukup bagi kamu, bahwasanya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Fushilat: 53).

Dan firman Allah Ta’ala:

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ

“Katakanlah Dialah (Allah) yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian, atau dari bawah kaki-kaki kalian, atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan dan merasakan kepada sebagian kalian kekuatan sebagian yang lain.” (Al An’am: 65)

Imam Al Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Jabir bin ‘Abdillah dari Nabi bahwasanya beliau telah berkata, ketika turun firman Allah Ta’ala:

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ

“Katakanlah: Dialah (Allah) yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian”

Rasulullah lantas berdoa: “Ya Allah, aku berlindung dengan wajah-Mu.”

Abu Syaikh Al Ashbahany telah meriwatkan dari Mujahid tentang tafsir ayat ini:

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ

“Katakanlah: Dialah (Allah) yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian dari atas kalian.”

Mujahid menafsirkan, “Dikirimkan kepada kalian suara yang menggelegar, batu-batu dan angin.”

Dan firman Allah

فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ

“Atau azab dari bawah kaki-kaki kalian”:

Mujahid menafsirkan dengan terjadinya gempa bumi dan musibah tenggelam.

Dan merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi, bahwasanya semua yang diakibatkan dari terjadinya gempa-gempa bumi pada hari-hari terakhir ini di berbagai tempat merupakan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang dengan tanda-tanda tersebut Allah menakuti hamba-hamba- Nya.

Dan semua yang terjadi sebagai akibat dari terjadinya gempa bumi atau bencana yang lainnya, yang semua itu mengakibatkan kemudaratan bagi hamba-hamba Allah dan menyebabkan berbagai macam kemelaratan, kesakitan, kematian, penderitaan bagi mereka, semua itu terjadi karena disebabkan perbuatan syirik dan maksiat yang mereka lakukan.

Hal ini sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka itu karena disebabkan perbuatan tangan-tangan kalian sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan mu)” (Asy Syura: 30).

Dan firman Allah:

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

“Kebaikan apa saja yang kamu peroleh, maka itu semua datangnya dari Allah. Dan kejelekan apa saja yang menimpamu, maka itu semua dari dirimu sendiri” (An Nisa: 79)

Dan Allah berfirman tentang umat terdahulu:

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena disebabkan dosanya. Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan hujan batu kepadanya, dan di antara mereka ada yang kami siksa deangan suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan kedalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Dan Allah tidaklah sekali-kali hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri-diri mereka sendiri” (Al Ankabut: 40)

Maka merupakan kewajiban atas semua orang yang telah Allah bebankan syariat dari kalangan kaum muslimin, untuk segera bertaubat kepada Allah, dan berpegang teguh dengan agamanya. Dan wajib bagi mereka untuk meninggalkan setiap yang dilarang oleh Allah berupa perbuatan syirik dan perbuatan maksiat. Sehingga dengan itu semua akan mendatangkan keselamatan dan keberuntungan bagi mereka dari berbagai macam keburukan di dunia dan akhirat.

Dan sehingga dengan sebab itu pula, Allah akan mengangkat semua musibah dan bencana dari mereka, serta memberikan karunia kapada mereka dengan berbagai kebaikan. Hal ini sebagaimana firman Allah:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Kalau sekiranya penduduk suatu negeri itu mereka beriman dan bertakwa, Kami pasti akan bukakan kepada mereka barakah-barakah dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka disebabkan perbuatan yang mereka lakukan.” (Al A’raf: 96)

Dan firman Allah (tentang ahlul kitab-ed):

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ

“Kalau sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan hukum Taurat dan Injil, dan menjalankan apa-apa yang telah diturunkan kepada mereka dari Rabbnya, niscaya mereka akan mendapatkan makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki-kaki mereka.” (Al Maidah: 66)

Dan firman Allah:

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ * أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ * أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Maka apakah penduduk suatu negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan kami kepada mereka dimalam hari diwaktu mereka sedang tidur?

Atau apakah penduduk suatu negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan kami kepada mereka di waktu dhuha yang ketika itu mereka sedang bermain?

Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang datangnya tidak terduga-duga) ? Maka tidaklah ada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Al A’raf: 97-99)

Dan Al ‘Allamah Ibnul Qayyim telah berkata:

“Terkadang pada sebagian waktu Allah mengijinkan bagi bumi untuk ‘bernafas’. Maka terjadilah di atas muka bumi itu gempa yang dahsyat. Maka gempa tersebut menyebabkan terjadinya kekhawatiran dan ketakutan yang besar bagi hamba-hamba Allah, (sehingga mereka karena sebab terjadinya gempa tersebut) kembali ke jalan Allah, meninggalkan diri dari perbuatan maksiat, tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, dan menyesal (atas semua dosa yang telah dilakukan). Sebagaimana telah berkata sebagian salaf ketika bumi digoncangkan (terjadi gempa):

“Sesungguhnya Rabb kalian telah menggoncangkan kalian dengan goncangan yang keras.”

Dan telah berkata ‘Umar bin Khatthab ketika terjadi gempa di Madinah, maka beliau berkhutbah di hadapan manusia dan menasehati mereka. Beliau berkata:

“Apabila gempa terulang lagi, maka aku tidak akan tinggal lagi bersama kalian di kota ini.”

-Selesai perkataan Al ‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah-

Dan atsar/riwayat tentang pembahasan ini dari para salaf banyak sekali.

Maka merupakan kewajiban yang harus dilakukan ketika terjadinya gempa bumi dan bencana lainnya dari sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, -juga ketika terjadi gerhana, angin yang kuat- untuk segera bertaubat kepada Allah, tunduk menyerahkan diri kepada Allah, dan meminta keselamatan pada-Nya.

Demikian pula deangan mamperbanyak zikir kepada Allah dan memperbanyak istighfar kepada-Nya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah ketika terjadi gerhana:

فإذا رأيتم ذلك فافزعوا إلى ذكر الله ودعائه واستغفاره

“Jika kalian mengalami yang demikian (gerhana atau gempa dan bencana yang lainnya), takutlah dan rendahkanlah diri-diri kalian kepada Allah dengan berzikir kepada-Nya, berdo’a dan beristighfar kepada-Nya”.

Dan disukai juga ketika terjadinya bencana untuk mengasihi orang-orang fakir dan orang-orang miskin serta bersedekah kepada mereka.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi:

الراحمون يرحمهم الرحمن، ارحموا من في الأرض، يرحمكم من في السماء

“Saling mengasihilah di antara kalian, niscaya kalian akan dikasihi. Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman (Allah). Saling mengasihilah di antara kalian kepada orang-orang di muka bumi ini, niscaya kalian akan dikasihi oleh yang ada di atas langit.”

Dan sabda Nabi:

مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ

“Siapa yang tidak mengasihi, dia tidak akan dikasihi (oleh Allah).”

Dan telah diriwayatkan dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, bahwasanya beliau dahulu pernah menulis perintah kepada para pembantu-pembantuny a ketika terjadinya gempa bumi agar mereka bersedekah.

Dan termasuk dari sebab-sebab yang bisa mendatangkan keamanan dan keselamatan dari segala keburukan, yaitu bersegeranya pihak pemerintah untuk memperhatikan dan membantu orang-orang yang lemah, berpegang teguh dengan kebenaran, berhukum dengan apa-apa yang Allah syariatkan dan senantiasa menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Orang-orang mu’min yang laki-laki dan perempuan sebagaimana mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka memerintahkan dengan perkara kebaikan dan melarang dari perbuatan yang munkar, mereka menegakkan shalat dan menunaikan zakat dan mereka mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah orang-orang yang akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At Taubah: 71)

Dan firman Allah:

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ * الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأمُورِ

“Sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Yaitu orang-orang yang Kami kokohkan kedudukan mereka di atas muka bumi, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar. Dan hanya kepada Allahlah kembalinya segala perkara.” (Al Haj: 40-41)

Dan firman Allah:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. ” (Ath Thalaq: 2-3).

Dan banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan dengan makna ini.

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda;

من كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته

“Barang siapa yang meringankan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan menanggung kebutuhannya. (Muttafaqun ‘alaihi)

Beliau juga bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَن مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةٌ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يسر عَلَىَ مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَة ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ الله في الدنيا والآخرة ، والله فى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ العَبْد فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

“Barang siapa yang menghilangkan kesusahan seorang mu’min dari kesusahan-kesusahan dunia, Allah akan menghilangkan darinya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang memberi kemudahan kepada seorang yang sedang mengalami kesulitan, Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akherat. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Dan hadits-hadits yang berkaitan dengan makna ini banyak sekali.

Dan Allah-lah Dzat tempat untuk meminta, agar Allah memperbaiki keadaaan kaum muslimin semuanya, memberikan karunia kepada mereka dengan kefaqihan dalam agama-Nya dan memberikan karunia kepada mereka pula dengan keistiqamahan di atas agama-Nya.

Semoga Allah memberikan karunia-Nya kepada kaum muslimin dengan taubat kepada-Nya dari segala perbuatan dosa-dosa dan agar Allah memperbaiki keadaan pemerintah kaum muslimin semua, menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan melalui mereka.

Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada pemerintah kaum muslimin untuk berhukum dengan syariat-syariatnya kepada para hamba-Nya. Dan semoga Allah melindungi mereka dan seluruh kaum muslimin dari gelapnya fitnah-fitnah dan penyimpangan- penyimpangan/ tipu daya syaithan.

Sesungguhnya Allah maha penolong dari perkara yang demikian lagi maha berkuasa atasnya.

Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, para keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.

(Diterjemahkan Oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari Kitab Asilah Al Muhimmah. Sumber: Buletin Dakwah Al Atsary, Semarang Edisi 15/1427 H)

Comments are closed.